Sabtu, 20 Juli 2013

Fatal Fanatism

Pagi ini angin menyambutku dengan degungan yang tidak biasa.
Sejuknya menyentuh sampai ke sum-sum tulang.
Dia membakar seakan-akan akulah arangnya.
Dan suara-suara teriakan rubah betina menyertai.

Aku hanya tersenyum.

Kobaran semangat membara yang membawa derap kaki menuju aral rintang.
Yang tak perduli aspal panas bersiap menghadang.

Aku lagi-lagi tersenyum.
Kali ini mencoba sinis agar sedikit dirasa.

Sedikit berkelakar tentang kebutaan.
Tentang kebodohan yang menjadi akhirnya.
Tertawa sajalah saat pedang itu terus diacungkan.
Aku yang sama tapi sinis dianggap sampah atau lebih hina dari itu.

Tertawa sajalah..

Aku terlindungi karena aku tidak menentang.
Aku terbuang juga karena aku tidak menentang.

Tampak depan sepertinya tidak penting bagiku.
Malah lebih baik berdiri dibelakang sambil membangun pondasi untuk mereka yang mungkin kehabisan energi.
Dan tangga untukku panjat sendiri.
Sedikit egois, tapi setidaknya ketika mereka lemas aku tidak begitu saja membiarkannya jatuh.

Pertentangan ini memang tidak akan habis dikupas.

Lagi-lagi aku tersenyum untuk terakhir kalinya.

Karena aku "tidak menentang"

Lelaki muda berkerumun segan.

Cahaya riuh dalam sejuknya senja.

Dipatri memaku.
21:05

Senin, 15 Juli 2013

Ignorance of Concern

Kian...!
Tak ingin aku ungkap bahkan dalam ceritaku.
Kian...!
Dia yang mengalir dan terus membasahi otaku.
Aku terbang bersamanya. Melukis bumi dalam kanvas pelangi.
Dunia ini tidak sempit. Ide dan konseptual yang bahkan merekah anarkis pun bertebaran bersama spora kehidupan.
Cobalah sedikit kau hirup dan aku yakin mimpi itu tidak akan semata kumpulan teoritis dalam seribu halaman buku sekalipun.
Ia menyerap dalam pori dan bermetabolisme bersama darah.
Selami kedalaman hati itu sehingga wujud nyatanya tidak akan lagi kau perlukan.
Bukan karena tidak bisa kau sentuh. Tapi lebih dari itu. Dia sudah bersamamu, berirama senada detak jantung.

Kian...!
Aku yakin suatu saat akan memilikimu.
Kau yang akan aku jaga bersama darahku sebagai manipulasi dari pemberontakanku yang tertindas selama ini.

Kian...!
Mungkin cinta itu hanya khayalan nyata dalam mimpi fatamorgana.

Memendam kerinduan untuk cinta yang nyata dalam raga yang fana.

Lelaki pengembara tanpa jejak.

Kotak kuning bersama derik angin berisik.
Kosan Balikpapan 1
15:07

Minggu, 07 Juli 2013

Contradiction in Termine

Keserakahan itu masih saja sejahtera. Dengan kelembutan hatinya yang meraja.
Mendengungkan gema dan membising di telinga.
Semuanya tahu tentang kebenaran ini.
Hanya ini ?
Tidak. Dia berselubung selimut awan tebal yang menutupi matahari.
Sejuk. Menghembuskan damainya kesegaran.
Semuanya mencium semerbak.
Terbuai dengan harum bau busuk di kecantikan wajahnya.
Seolah-olah sempurna.

Bih !
Bahkan ludah yang dia semburkanpun dijilati lagi.
Walaupun tutur kata lembut dan merunduk aku semayamkan.

Dari titik nol memulai pendakian yang sangat licin.
Mencoba bertahan dan tidak terjatuh pada sebatang akar rumput liar.
Dan, aku tahu bahwa sebesar apapun badai tidak akan menggoyahkanya.
Sendiri dan tak terlihat.
Bahkan kadang terinjak.
Tetap disitu hingga suatu pagi daunya berwarna coklat.

Sampai jumpa dikehidupan yang lain.

Kotak kecil sederhana yang pengap

Kosan Balikpapan 1
8:07

Kamis, 04 Juli 2013

Menuju Pijar Temaram

Sekarang pun aku masih berdiam.
Berfikir keras untuk mengguratkan pena dalam jari.
Ditemani semburat pijar temaram.
Hanya seberkas, yang mampu melengkungkan senyummu.
Ini bukan akhir.
Aku tau. Dan aku sangat takut jika pijarnya padam.
Aku juga tahu, aku tak bisa bersembunyi.
Percuma ! Kelam akan semakin menunjukan keperkasaanya.
Mati ! Itulah implikasinya.
Jagalah pijar ini.
Walau dengan selongsong usang.
Yang tergeletak dan terbuang.

Cinta itu hanya di situ.
Terbungkus kaku dengan sedikit ragu.
Terpancar indah meski dengan sedikit cahaya.
Yang memeluk tulus dengan hangatnya.
Yang berdarah dengan ceceran luka di tubuhnya.
Dia tak akan mati seperti raganya.
Hanya berkumpul atau menunggu untuk saling menguatkan.

Terbersit setengah ingatanku.
Disamping selongsong yang meng-arang.
Dia akan berkilau lagi.
Dan merubahnya menjadi emas, dengan sedikit guratan sentuhan itu.

Pijar dalam sekeliling pekat.

Kosan, Balikpapan 1
5:07